MEMILIH JURUSAN


Memilih Jurusan
Beberapa penyebab seseorang bingung memilih jurusan :
  • Orang itu kurang mampu memahami potensi dan kemampuan dirinya. Ia mengalami konflik batin dan terjadi gesekan antara cita-cita, harapan, tuntutan keluarga, lingkungan , ajakan teman dan dunia kerja.
  • Belum stabilnya kecerdasan intelektual, emosional, spiritual sehingga sangat mudah terpengaruh oleh apa yang ia lihat dan dengar. Apakah dari guru-gurunya atau temannya sekalipun
  • Kurangnya pengetahuan tentang dunia kampus. Harusnya ia tahu kampus itu seperti apa yang bisa mengembangkan potensinya. Belum tentu kampus besar dan terkenal cocok untuk dirinya.
  • Kurangnya pengetahuan tentang kebijakan publik dan wawasan global tentang prospek apa yang lima atau sepuluh tahun lagi ke depan akan menjadi primadona. Maksudnya ialah apakah jurusan yang kita geluti akan di soroti/di butuhkan masyarakat di tahun yang akan datang.

Cara memilih jurusan dan Universitas:
  1. Kenali minat, bakat dan kemampuan kita. Ada banyak cara untuk mengetahui minat, bakat, dan kemampuan kita seperti dengan test IQ, Konsultasi dengan psikologi, konsultasi dengan orang tua dan guru bimbingan konseling di sekolah, atau  melakukan perenungan terhadap aktivitas apa yang membuat kita enjoy, nyaman, dan tenang apabila dilakukan
  2. Membangun kesadaran dan pemahaman akan pentingnya sebuah ilmu. 
  3. Memahami kebijakan publik di negeri ini, terutama bagi kalangan orang tua. Kita harus tahun dalam jangka panjang bidang apa yang menjadi prioritas pembangunan negeri ini
  4. Kenali lingkungan kampus dan kualitas dosen pengajar . Kondusifkah lingkungan kampus itu untuk belajar . kenali juga jaringan alumni kampus itu, sebab jaringan itu memudahkan kita mendapatkan pekerjaan nantinya. 
  5. Kita berdoa kepada Allah sebab pada akhirnya hanya Allah yang menentukan kebaikan untuk kita. Mohon petunjuk kepada-Nya

DOWNLOAD KAMUS BAHASA INDONESIA pdf

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
  1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
  2. konversasi, bahasa
  3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
  4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.

Langsung saja download versi pdfnya :
[Mediafire :9Mb]

DOWNLOAD MAKALAH TINGKAT KEBERHASILAN BELAJAR DAN BERBAGAI UPAYA UNTUK MOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR

Makalah ini berisi materi yang disajikan dalam bentuk Microsoft Word. Makalah yang dibuat Saya (Moch Iqbal Ayub Ansyori) bersama kawan-kawan pada saat semester 1 untuk Mata kuliah Landasan Pendidikan yang diajarkan oleh Drs.Syarifudin,M.Pd
Langsung saja download makalahnya :

[Mediafire :47,33 kb]

MAKALAH QIRA'AT AL-QUR'AN

Makalah ini dibuat saya (Moch Iqbal Ayub Ansyori) bersama teman-teman kuliah pada saat semester 2 {20 Mei 2012} dalam Mata kuliah Ulumul Qur'an. Nama dosen untuk Mata kuliah Ulumul Qur'an ini adalah Drs Undang M.Pd.
Tidak banyak-basa basi langsung saja sedot :

[Via Mediafire :36 Kb]

KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA

Kemampuan Pemahaman Matematika
Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan  Hudoyo yang menyatakan: “Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik“. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami  sepenuhnya oleh siswa.
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Lebih lanjut Michener menyatakan bahwa pemahaman merupakan salah satu aspek dalam Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami suatu objek secara mendalam seseorang harus mengetahui: 1) objek itu sendiri; 2) relasinya dengan objek lain yang sejenis; 3) relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis; 4) relasi-dual dengan objek lainnya yang sejenis; 5) relasi dengan objek dalam teori lainnya.
Ada tiga macam pemahaman matematik, yaitu : pengubahan (translation), pemberian arti (interpretasi) dan pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman translasi digunakan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi. Interpolasi digunakan untuk menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide. Sedangkan ekstrapolasi mencakup estimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori atau petunjuk teknis.
Bloom mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension) ke dalam jenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu pengertian, sehingga siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mengetahui bagaimana berkomunikasi dan menggunakan idenya untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah informasi tetapi termasuk juga keobjektifan, sikap dan makna yang terkandung dari sebuah informasi. Dengan kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu informasi yang ada dalam pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih berarti.
Ada beberapa jenis pemahaman menurut para ahli yaitu:
  1. Polya, membedakan empat jenis pemahaman:
    1. Pemahaman mekanikal, yaitu  dapat mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin atau perhitungan sederhana.
    2. Pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa.
    3. Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu.
    4. Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik.
  1. Polattsek, membedakan dua jenis pemahaman:
    1. Pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana, atau mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.
    2. Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan.
  1. Copeland, membedakan dua jenis pemahaman:
    1. Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara rutin/algoritmik.
    2. Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan proses yang dikerjakannya.
  1. Skemp, membedakan dua jenis pemahaman:
    1. Pemahaman instrumental, yaitu hafal sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.
    2. Pemahaman relasional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan.
Pemahaman instrumental diartikan sebagai pemahaman konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana. Dalam hal ini seseorang hanya memahami urutan pengerjaan atau algoritma. Sedangkan pemahaman relasional termuat skema atau struktur yang dapat digunakan pada penjelasan masalah yang lebih luas dan sifat pemakaiannya lebih bermakna.
Sedangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika menurut NCTM (1989 : 223) dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam:  (1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; (2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh; (3) Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep; (4) Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya; (5) Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; (6) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; (7) Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.
Pemahaman matematis penting untuk belajar matematika secara bermakna, tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan. Menurut Ausubel bahwa belajar bermakna bila informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengkaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimiliki. Artinya siswa dapat mengkaitkan antara pengetahuan yang dipunyai dengan keadaan lain sehingga belajar dengan memahami.
DAFTAR PUSTAKA
NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA : NCTM
Hudojo, Herman. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. JICA. Universitas Negeri Malang
Hudoyo, Herman. (1985). Teori Belajar Dalam Proses Belajar-Mengajar Matematika. Jakarta. Depdikbud.

Artikel ini diambil dari : https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/

IPM PATUT DIUNGGULKAN

Tidak dapat di pungkiri dua organisasi ortonom ini saling mengadu eksistensi dikalangan para pelajar, bahkan meninjau dari beberapa sekolah yang berlabel muhammadiyah, masih banyak yang menggunakan sistem organisasi pelajar yang cenderung pada Organisasi Siswa Intra Sekolah,walaupun pada hakikatnya sama. tetapi IPM yang dulu di kenal sebagai IRM, tentu saja memilki perbedaan yang signifikan. Misalnya dilihat dari sudut pandang wilayah teritorial, IPM memiliki tingkatan yang lebih meluas dan menjangkau di bandingkan OSIS. tingkatan tersebut adalah :

1. Pimpinan Ranting yang meliputi sekolah-sekolah yang berlabel muhammadiyah.
2. Pimpinan Cabang yang meliputi kecamatan yang terdiri atas eksistensi ranting-ranting penyusunnya.
3. Pimpinan Daerah yang meliputi jangkauan kota maupun kabupaten yang terdiri atas eksistensi pimpinan cabang yang menyusunnya.
4. Pimpinan Wilayah yang mencakup jangkauan provinsi yang terdiri dari eksisitensi berbagai daerah.
5. Pimpinan Pusat yang mencakup seluruh jangkauan nasional di seluruh pelosok Indonesia.


IPM pada dasarnya berkisar pada pelajar bukan hanya pelajar dari Sekolah Menengah atas saja, melainkan meliputi Sekolah Menengah Pertama dan Mahasiswa pun ikut bergabung di IPM, setidaknya hingga berusia 24 tahun. Sehingga disinilah suatu keunikan dari sebuah nama organisasi otonom muhammadiyah ini.

Ditinjau dari dua aspek penentu keberhasilan suatu organisasi dapat di lihat dari sudut kualitas dan kuantitas sebagai berikut :

1. Segi kualitas
Aktivis yang ikut bergabung di IPM mulai dari ranting hingga pusat, merupakan orang-orang yang kritis dan berwawasan luas. Mereka mencoba menjadi seorang akademisi tanpa meninggalkan namanya sebagai akitivis.
2. Segi kuantitas
Melihat gejala yang terjadi pada pelajar muhammadiyyah khususnya kota bandung dan umumnya pelajar muhammadiyah se-Indonesia, bukanlah menjadi konflik yang pelik bagi organisasi IPm untuk melebarkan sayap cakupannya di kiprahnya sebagai organisasi yang menangani dan bergerak pada kalangan pelajar.

Contoh TATA TERTIB PESERTA



TATA TERTIB PESERTA ORASI 2012
·        Tidak melakukan aktifitas lain yang dapat mengganggu berlangsungnya acara.
·        Hp di getarkan atau di silent selama kegiatan/acara berlangsung.
·        Memakai atribut dan peralatan yang telah ditentukan panitia.
·        Bersikap santun kepada sesama peserta dan panitia.
·        Menjaga kebersihan di mana pun berada ( tidak membuang sampah sembarangan terutama ditempat kegiatan ORASI).
·        Meminta izin kepada panitia ketika ingin keluar pada saat kegiatan/acara berlangsung.
·        Tidak diperbolehkan merokok atau mengkonsumsi zat aditif lain pada saat acara.
·        Apabila tata tertib ini dilanggar, maka panitia memberikan punishment bisa berupa menghapal vocab dan mufradat atau yang lainnya selama tidak melanggar hak asasi manusia.



maaf sebelumnya, ini adalah tata tertib ORASI UKM di UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SGD BANDUNG, jadi mungkin banyak perbedaan.


SKALA PENGUKURAN DALAM PENELITIAN

Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal,  interval dan ratio.

A. Skala Nominal

Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika dengan angka-angka tersebut, karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau ketidakadanya karaktersitik tertentu.
Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2.

B. Skala Ordinal

Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.
Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2,3,4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat,  tidak mengekspresikan jumlah.

C. Skala Interval

Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.
Contoh:
Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.

D. Skala Ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.
Contoh:
Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.

PERTAMA DI INDONESIA, SumSel luncurkan Kuliah Gratis

umk acid


Minggu, 23 Agustus 2015, 20:24
PALEMBANG - Gubernur Sumsel Alex Noerdin meluncurkan program kuliah gratis yang akan diselenggarakan mulai tahun ajaran ini. Program itu merupakan yang pertama diselenggarakan pemerintah provinsi di Indonesia.  
Sebelumnya, Sumsel telah menggratiskan biaya Pendidikan dari tingkat SD hingga SLTA atau sederajat baik negeri atau swasta sejak 2008. Bahkan, khusus di Kabupaten Musi Banyuasin sudah dilakukan sejak 2002.
Kebijakan itu juga merupakan perwujudan janji Alex dan sang wakil Ishak Mekki saat kampanye dua tahun silam. Alex mengatakan, APBD yang dialokasikan sebesar Rp 50 miliar.
"Kami tidak menetapkan secara pasti berapa mahasiswa yang akan mendapatkan program kuliah gratis ini. Namun akan disesuaikan dengan anggaran awal terlebih dahulu. Ke depannya anggaran akan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah," tutur Alex, Minggu (23/8).
Namun, Pemprov Sumsel jua menerapkan tiga syarat. Yakni, calon mahasiswa berasal dari keluarga yang tidak mampu secara finansial, lulus seleksi masuk, serta bukan perokok aktif..
"Tidak ada alasan bagi masyarakat Sumsel untuk tidak sekolah dan mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi. Semua biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan akademis sudah disiapkan. Semua ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Sumsel," tutur Alex.
Pemprov Sumsel menggandeng Universitas di Korea Jeonju University dan Nanjing Polytechnich Institute Tiongkok untuk menjalankan program kuliah gratis tersebut.
Dari dalam negeri, Sumsel menggandeng Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Politeknik Sriwijaya, serta UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta. (esy/jpnn)
www.jpnn.com

NEGARA TAK SERIUS FASILITASI PENDIDIKAN

Pemerintah dianggap masih tidak serius memfasilitasi pendidikan meski Indonesia sudah 70 tahun merdeka. (Foto: dok. Okezone)
JAKARTA 
- Tujuh dekade sejak kemerdekaan Indonesia, masih banyak masalah menghadang pendidikan di Tanah Air. Kondisi ini menunjukkan ketidakseriusan pemerintah memfasilitasi pendidikan.
Kordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) atau Network for Education Watch Indonesia (NEW Indonesia) Abdul Waidl, menjelaskan, salah satu masalah pendidikan yang masih belum terselesaikan adalah perihal akses.
"Saat ini akses pendidikan masih jauh dari harapan," kata Waidl dalam konferensi pers di Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (20/8/2015).
Seharusnya, kata Waidl, pemerintah memerhatikan akses pendidikan hingga 12 tahun atau hingga pelajar lulus dari bangku SMA. JPPI sendiri mendukung pelaksanaan wajib belajar 12 tahun karena bertalian erat dengan penguatan SDM menghadapi persaingan yang kian global di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Posisi kita sangat lemah dari bidang apa pun. Karena itulah, jenjang SMA menjadi salah satu syarat minimal agar SDM bisa bersaing di tingkat global," imbuhnya.
Waidl berharap, tidak hanya serius memfasilitasi pendidikan Tanah Air, negara juga bertanggungjawab melaksanakan wajib belajar 12 tahun, bukan hanya sembilan tahun. Guna mendorong penerapannya, September 2014 JPPI mengajukan uji materi atas UU Sisdiknas tentang wajib belajar ke Mahkamah Konstitusi. Namun hampir setahun berselang, kasus tersebut masih mengendap.
"Kami sudah mengirimkan surat agar bisa mempercepat sidang tapi belum ada kejelasan," imbuhnya.
Afriani Susanti (Jurnalis)

KIP (Kartu Indonesia Pintar) Beri Anak Bangsa Masa Depan Cerah

Ilustrasi: suasana belajar di sekolah. (Foto: dok. Okezone)
PONTIANAK - Kartu Sakti ala Presiden Joko Widodo menjadi program prioritas dalam peningkatan kesejahteraan. Salah satunya, Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diharapkan memberi anak bangsa masa depan lebih cerah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengatakan, KIP diberikan untuk membantu anak-anak supaya bisa meneruskan pendidikan dan bisa meraih masa depan yang baik.
"Dengan pemerintah memberikan KIP, insya Allah anak-anak kita nanti menjadi anak yang pintar untuk masa depan yang cerah. Karena itu, manfaatkan sesuai tujuannya, khususnya untuk kegiatan terkait pendidikan, ujar Anies kepada wartawan di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (22/8/2015).
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan masyarakat yang berhak menerima Kartu Sakti. Setelah pendataan tuntas, hasilnya akan diserahkan kepada pemerintah pusat.
"Kami hanya menyerahkan datanya, jumlahnya nanti ditentukan oleh pemerintah pusat. Bagi kami, semakin banyak yang menerima semakin bagus," katanya.
Sutarmidji menambahkan, pihaknya akan mengusulkan 33 ribu penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), 200 ribu lebih Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan sekira 30 ribu KIP. "Nanti kami usulkan dulu ke pemerintah pusat. Mudah-mudahan banyak yang disetujui untuk menerima Kartu Sakti itu," pungkasnya.
Dina Prihatini (Jurnalis)

SISTEM PEMERATAAN PENDIDIKAN

Jenjang pendidikan baik tingkat menengah pertama ataupun menengah atas, masih sangat di butuhkan sekali. Namun hanya sekolah favorit yang sangat di minati banyak orang. Bagi kalangan menengah ke bawah banyak halangan untuk menuju sekolah favorit atau sekolah yang berada Cluster I,salah satunya biaya. Bagi sebagian masyarakat tentunya kalangan yang kurang mampu (materi) itu menjadi hal yang kurang mungkin, mengingat boaya operasional yang harus dikeluarkan sangat besar bahkan ada beberapa sekolah menengah atas yang biayanya melebihi biaya universitas. Beberapa lulusan yang kurang mampu yang lulus tingkat SMP/SD mengaku tidak akan melanjutkan ke sekolah yang memerlukan biaya yang sangat besar dan akan memilih sekolah yang biasa dan biayanya terjangkau.
Hal ini pendidikan yang di alami masyarakat menengah ke bawah krang berkualitas. Nah dari sinilah masyarakat menengah ke bawah menjadi terbelakangi. Jenjang pendidikan yang harusnya bisa dinikmati oleh semua kalangan,ternyata khayalan belaka. Mahalnya biaya dapat membuat kalangan menengah ke bawahmengurung cita-citanya/memberhentikan pendidikan yang diinginkannya yaitu sekolah favorit yang berada di Cluster I paling tidak masuk ke Cluster II.Sebenarnya bukan seleksi saja yang meluluskan untuk bisa masuk ke sekolah favorit, tetapi mahalnya biaya yang menjadikan mundurnya tekad dan semangat belajar.
Mahalnya pendidikan justru akan melenggengkan panjajahan Kapitalisme di Indonesia sebab kunci utama keluar dari penjajahan menuju kebangkitan adalah peningkatan tariff berpikir umat. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting taraf berpikir umat. (HTI Buletin Al-Islam Edisi 565)
Maka dari itu, perlunya ada sistem pemerataan pendidikan salah satu dengan cara :
  1. Pemerataan pendidikan (materi yang di berikan)
  2. Pertukaran guru-guru Negeri ke Swasta.
  3. Mengadakan pelayanan pendidikan yang berkualitas serta biayanya terjangkau untuk semua kalangan.
Tentunya banyak sekali hal yang harus lakukan agar pendidikan yang berkualitas sampai dirasakan semua kalangan.(Moch Iqbal Ayub A)

BASA SILOKA SASTRA

Mun di tilik tina carita wayang anu enggal ku urang dikupingkeun,tos teu asing deui ari lima pandawa mah.


Bapak pandawa nyaeta Prabu Kresna
Nagara Kresna nyaeta nagara Jenggala Manik
Jenggala asal kata tina jegala = begal anu hartosna Ngarebut (Merebut)
Manik nyaeta hideung upami di hartoskeun nyaeta Kulit hitam
nah ieu sifat nagara Amerika, bangsa AS geus pihariwangeun,ari nu sabenernamah orang amerika teh lain barodas tapi rada beureum jeung hideng.
Ieu ngagambarkeun suku di Amerika geus eleh ku bangsa Inggris


Aya lima Pandawa dina eta carita


  1. Darma kusumah atawa yudistira
Darma artina Saukur atawa asal-asalan
Kusumah = nafsu
nagarana ngarana Indraprahasta anu artina
Indra =panca indra
Pra = saacan
Hasta = gawe
Nah ieu ngagambarkeun nagara Jepang, Manehna hirupna sauukur nafsu ngan mihareup duit.(teknologi)
Tapi maranehna palinter kana teknologi tapi maranehna masih loba keneh nu nyembah panon poe.


    2. Bima 
ieu teh wancahan tina (BImbingan MAnusa)
nagarana Munggul pawenang nyaeta Ngan Ukur unggul pawenang anu artian ngan ukur unggul sorangan.
Ieu ngaibaratkeun nagara India, manehna boga cara Pangobatan anu hade beda jeung barat tapi teu loba dikenal ku nagara lain.
   
    3. Arjuna atawa janaka
janaka artina teu seurius / herey.
Nagarana ti madu kara
Madu = alus,bageur
kara = racun,goreng
jadi artina dina kaalusan(kabahagiaan) aya kasusah.
Ieu ngaibaratkeun nagara China ,lamun urang misalkeun gawe di Orang China heg dipercaya menta nanaon oge di bere lamun jang boros, tapi lamun jang usaha moal di bere.


    4. Nakula
Nagarana Sawa jajana asal kecap salwa jajr anu artina moal katinggaleun,atawa bisa saimbang.
Ieu ngagambarkeun nagara Korea Selatan manehna bisa nyieun mobil pedah teu loba dikenal


   5. Sadewa 
Asal nagara tina Buni Retnayu anu artina nutupan kasalahan awewe.
Ieu ngagambarkeun nagara Korea Utara , Geus loba ayeuna di nagara Indonesia awewe anu atos jadi jablay.

Debat di UIN SGD

Debat Agama
Berdasarkan perkiraan kasar, di dunia, orang beragama mengalami peningkatan. Diperkirakan, hanya 500 juta orang yang menolak agama dan adanya Tuhan. Secara kuantitatif, 2,1 miliar orang memeluk agama Kristen, 1,5 miliar memeluk Islam, 900 juta memeluk agama Hindu, 376 juta orang memeluk agama Buddha, 23 juta memeluk agama Sikh, dan jutaan orang lainnya mengikuti agama dan kepercayaan lain. Kenaikan pemeluk empat agama terbesar di dunia (Kristen, Islam, Hindu, dan Budha) naik dari 67% pada 1900 menjadi 73% pada 2005 dan diperkirakan meningkat menjadi 80% pada tahun 2050.
Pada 26 Januari 2012 diselenggarakan debat kandidat presiden dari partai Republik Amerika tentang pengaruh agama terhadap kebijakan. Debat terbuka ini selenggarakan oleh CNN di Jacksonville, Florida. Pertanyaan yang muncul ketika itu adalah, jika terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, apakah keyakinan agama mereka akan memengaruhi kebijakan dan keputusan sebagai presiden.
Salah satu kandidat presiden, Newt Gingrich, menjawab bahwa agama bukanlah sesuatu yang hanya terjadi pada hari Minggu. Agama tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Sementara itu, kandidat lain, Ron Paul, menegaskan secara lantang bahwa agama tidak akan memengaruhi kebijakan kepresidenannya. Dia menyatakan,  sumpah jabatannya yang akan didahulukan dibanding keyakinan agamanya. Sementara itu, Rick Santorum dan Mitt Romney, menyatakan bahwa nilai-nilai agama, terutama Yahudi dan Kristen, telah menghiasi dan memengaruhi masyarakat Amerika sepanjang sejarah. Walaupun tidak akan menjadi prioritas dasar kebijakan, keadaaan keagamaan masyarakat akan menjadi bagian bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.
Debat perihal agama yang diselenggarakan oleh CNN di atas mengisyaratkan bahwa agama merupakan bagian dari problem sosi-politik suatu masyarakat, termasuk di lingkungan bangsa Amerika yang mengedepankan nilai-nilai liberalisme. Agama yang dianut oleh para calon Presiden Amerika Serikat turut mempengaruhi elektabilitas mereka, selain visinya dalam memimpin negara. Bahkan, pada pemilu presiden yang lalu, terdapat kampanye kontroversial yang menyudutkan perihal keagamaan Barack Obama. Obama disudutkan dengan isue anti Tuhan. Obama segera tampil di muka umum dan menyatakan kepada publik Amerika bahwa dirinya penganut Katolik sejak kecil.
Walaupun doktrin-doktrinnya tidak terukur untuk kesejahteraan dan penyelesaian masalah masyarakat, namun agama masih merupakan salah satu faktor pendongkrak citra politik, bahkan kadang lebih penting dibanding faktor yang lainnya, seperti visi kebijakan luar negeri dan ekonomi. Agama masih memiliki pengaruh penting dalam kehidupan politik, di manapun, sekalipun di negara yang paling liberal di dunia dan didominasi oleh nilai-nilai kapitalistik.
Di saat dunia penuh dengan konflik, kelaparan, kemiskinan, buta huruf, dan ketidakstabilan ekonomi, secara konseptual agama mencoba menawarkan perlindungan bagi banyak orang. Dalam kapasitas dan batas tertentu, agama memberikan beberapa bentuk kesejahteraan sosial praktis untuk kesulitan keluarga lemah. Sistem-sistem jaminan sosial yang diajarkannya memberikan sedikit solusi terhadap permasalahan ekonomi yang menghimpit masyarakat.
Jutaan umat di duni masih melihat agama sebagai solusi untuk kemiskinan dan penindasan. Gagasan-gagasan yang diusung Hamas (Gerakan Perlawanan Islam) di Palestina dan Hezbollah  di Lebanon, sebagai contoh, mendapat sambutan jutaan orang di dua kawasan tersebut. Termasuk juga di Indonesia. Agama masih memiliki kekuatan pendorong terhadap keberpihakan politik masyarakat. Masyarakat masih memandang ada harapan solusi dalam agama.
Selanjutnya, efek politik suatu agama tidak bisa dianggap remeh. Pengaruh tersebut harus tetap menjadi perhatian para elit kekuasaan dan dampak sosialnya harus terus menjadi fokus perhatian negara. Dalam sejarah politik dunia, sentimen agama berhasil menggulingkan kekuasaan depostik di Iran, yaitu Shah Pahlevi, dalam kasus revolusi Islam tahun 1979. Hal ini mengandung arti bahwa agama memainkan peran dalam dinamika kekuasaan politik, lebih-lebih kekuasaan sosial. Bukan hal mustahil, suatu ketika agama di Indonesia akan menjadi pendorong yang kuat untuk terjadinya penggulingan kekuasaan. Sebab, pada dasarnya doktrin agama adalah pembebasan dari penindasan dan ketidakadilan, yang dua hal ini merupakan bagian dari fakta kekuasaan yang terjadi di banyak tempat. Pada masa Orde Baru, kekuatan agama terus-terusan dilokalisir supaya tidak liar dan menjadi kekuatan politik yang membahayakan kekuasaan. Aktivitas keagamaan tidak diberi ruang bebas, melainkan harus berada dalam kendali aparat keamanan. Memang terbukti, pemerintahan Orde Baru menghadapi serangkaian bentrok dengan kekuatan massa yang menjadikan issue agama sebagai dasar reaksi mereka.
Di lain sisi, daya pikat agama sangat tinggi bagi para politikus. Simbol-simbol agama merupakan bagian dari strategi politik dalam meraih suara. Dalam kasus pilkada, banyak calon pemimpin daerah yang menggunakan simbol-simbol dan citra agama dalam meraih dukungan massa. Berkunjung ke lembaga keagamaan dan menghadiri ritual-ritualnya merupakan bagian strategis yang dilakukan oleh para kontestan politik dalam rangka kampanye.
Ide dasar agama, pada dasarnya adalah tuntunan kerendahan hati, kejujuran, keberanian, dan cinta, walaupun sekarang lebih banyak hilang dari lingkungan kita yang mengaku beragama dari sejak kecil. Dalam sejarahnya, agama pernah berhasil mendorong manusia untuk mendapatkan kebebasan dan keadilan. Di negeri kita pun, atas nama agama, pernah terdapat sejumlah orang yang berhasil mengalahkan ego dirinya dalam memperjuangkan tanah air. Terdapat sejumlah pejuang kemerdekaan di Indonesia yang menjadikan agama sebagai basis perjuangan mereka tanpa memerdulikan keuntungan apa yang didapatnya setelah negeri ini merdeka.
Sekali lagi, agama tidak bisa kita anggap enteng. Permaslahan yang timbul dari hadirnya agama tidak bisa kita dudukkan sebagai kejadian yang sederhana. Selain itu, kita juga harus bisa melokalisir dan menekan bintik-bintik konflik agama, sebab akibat yang ditimbulkannya sangat berat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara negeri ini.
Dimuat pada Opini PR edisi Selasa, 07/02/2012

KARYA ILMIAH

KARYA ILMIAH
Karya ilmiah  di ajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia



Disusun oleh:

Imam Muslim     (1211205029)
Iwan Ahmad Misbahudin (1211205034)
Moch Iqbal Ayub Ansyori ( 1211205043 )
Semester I / Kelas A



Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Matematika
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
Tahun Akademik 2011 – 2012 

ABSTRAK

Karya ilmiah yang berjudul Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia ini membahas keseluruhan tentang kebudayaan Jambi, yangterkadang sering luput dari pandangan kita sebagai Warga Negara Indonesia. Bagaimana perkembangannya dari tahun ke tahun apakah mengalami perbedaan secara adat karena perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ataukah tetap berjalan seperti dahulu (mulai terbentuknya).
Tujuan pemulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberitahukan kepadaorang banyak tentang etos, fokus dan kebudayaan dari suku Jambi, agar mereka semua dapat mengetahui keberagaman kebudayaan dari setiap suku-suku di Indonesia secara luas dan menyeluruh, termasuk salah satunya adalah suku Jambi.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan melakukan Studi Pustaka. Kami mencari bahan-bahan tentang kebudayaan Jambi lewat Internet, juga melalui buku-buku ensiklopedia tentang kebudayaan dan keanekaragaman suku di Indonesia. Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, kami juga melakukan pengamatan secara langsung dengan salah satu keluarga Jambi di Jakarta selama dua hari. Dengan ikut tinggal bersama-sama mereka dan mengamati tingkah laku mereka. Kami juga melakukan wawancara, baik secara langsung kepada warga jambi yang tinggal di Jakarta maupun secara tidak lagsung seperti wawancara melalui telepon, email, dan chatting lewat internet kepada warga Asli Jambi yang tinggal di Jambi.

Berdasarkan hasil penelitian, kami mengetahui bahwa kebudayaan suku Jambi di Indonesia sendiri ternyata masih berbau adat leluhur yang kental dengan nilai dan norma-norma istiadat seadri dulu. Ini terus berlangsung sampai sekarang. Tetapi kerap dengan perubahan dan kemajuan teknologi, Jambi juga ikut diramaikan dengan warga pendatang, khususnya dari cina, Sehingga unsur-unsur kebudayaan Jambi terkadang berbaur dengan adat kebudayaan Cina.






KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atasberkat rahmat dan karunia-Nyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikandengan baik, tepat pada waktunyaAdapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia , pada semester I, di tahun ajaran 2011, dengan judul Etos, Fokus dan UnsurKebudayaan Suku Jambi di Indonesia.Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenaltentang etos dan kebudayaan yang berkembang di Jambi, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dan seringkali luput dari pengamatankita sebagai masyarakat Indonesia.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan,terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karyailmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Dra. Hj. Enung K. Rukiati, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Bahasa Indonesia;
2.    Resa Restu Fauzy, S.Pd selaku asdos mata kuliah Bahasa Indonesia prodi Pendidikan Matematika;
3.    Orang tua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan
bantuan baik moril maupun materil buat kami;
4.    Seluruh teman – teman yang telah banyak membantu kami.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yangbersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberikesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahuiadat dan kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, karenakita adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia tercinta.

Bandung, 1 Januari 2012                                   

    Penulis                                   
DAFTAR ISI

ABSTRAK                .................................................................................... i
KATA PENGANTAR        .................................................................................... ii
DAFTAR ISI                .................................................................................... iii
BAB 1.PENDAHULUAN        .................................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah    .................................................................................... 1
B.    Identifikasi Masalah        .................................................................................... 1
C.    Pembatasan Masalah    .................................................................................... 1
D.    Perumusan Masalah        .................................................................................... 2
E.    Tujuan Penulisan        .................................................................................... 2
F.    Manfaat Penulisan        .................................................................................... 2
G.    Metode Penulisan        .................................................................................... 2
H.    Hipotesis            .................................................................................... 2
I.    Sistematika Penulisan    .................................................................................... 3

BAB II. LANDASAN TEORI    .................................................................................... 4
A.    Definisi Kebudayaan        .................................................................................... 4
B.    Definisi Masyarakat        .................................................................................... 5
C.    Definisi Sosiologi        .................................................................................... 6

BAB III. PEMBAHASAN        .................................................................................... 7
A.    Unsur Kebudayaan        .................................................................................... 7
B.    Etos Kebudayaan        .................................................................................... 14
C.    Fokus Kebudayaan        .................................................................................... 14

BAB IV. PENUTUP            .................................................................................... 15
A.    Simpulan            .................................................................................... 15
B.    Saran                 .................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA        .................................................................................... 16

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyakwilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragamansuku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiapwilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesiamemiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semuan dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsatidak mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada.Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentangkebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karenapembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang
itu-itu saja.
Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauanSumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyakhal-hal menarik yang dapat dijadikan "berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah
menarik, yang berasal dari suku Jambi.

B. Identifikasi Masalah
Melihat semua hal yang melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :
1. Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi.Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat tentang Suku Jambi.
 2. Tidak meratanya bahan pembelajaran tentang suku Jambi yang dijadikan contoh oleh para pengajar.

C. Pembatasan Masalah
Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspekkehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi Tujuh Unsur Kebudayaan dan Etos Kebudayaan dari Suku Jambi. Serta perkembangnnya sampai dengan sekarag ini.

D. Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Etos dan Unsur Kebudayaan Jambi serta Perkembangannya sekarang ini?”

E. Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:
 1. Memperoleh data dan mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Jambi
 2. Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kebudayaan Jambi.

F. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah dosen, asdos dan mahasiswa agar lebih memahami tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.

G. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan,penulis mempergunakan, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

H. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan pengenalan secara meluas terhadap masalah yang diangkat. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Kurangya pemahaman masyarakat terhadan suku-suku di Indonesia yang sering luput dari perhatian mereka”. Hal ini, menjadi salah satu faktor yang paling dominan untuk dapat dikatakan sebagai “penyebab”.


I. Sistematika Penulisan
Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian.
Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli.
Bab berikutnya, kami membahas secara keseluruhan tentang masalah yang diangkat, yaitu tentang Etos, Fokus dan Kebudayan Suku jambi di Indonesia. Termasuk didalamnya biodata dari para narasumber kami.
Bab keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagianini, penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, danmemberi saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan agar tetap memahamikebudayaan dari setiap suku bangsa di indonseia.














BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Kebudayaan

1. Definisi Etimologis
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal). Sedangkan, dalam bahasa Inggris, kebudayaan berarti culture yang berasal dari bahasa Latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani.

2. Definisi Konseptual
Edward B. Taylor: Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terdapat pengetahuan, kepercayaanm kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan kemampuan lainnya yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelarman Soemadi :Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia.

Ralph Linton : Kebudayaaan adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.

Koentjaraningrat : Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tingkah laku, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milikdiri manusia dengan cara belajar.

3. Definisi Operasional
Kebudayaan adalah sekumpulan adat, tradisi, nilai, norma, dan tata cara hidup yang dijalankan oleh suatu kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya adapt dari orang tua ke anak-anaknya; setiap hari sabtu minggu adalah hari untuk keluarga berkumpul. Tidak ada kegiatan yang tidak dilakukan bersama-sama. Pergi, makan, danlain-lain dilakuan bersama-sama.
B. Definisi Masyarakat

1. Definisi Etimologis
Masyarakat sebagai terjemahan dari istilah society (dalam bahasaInggris) yang berasal dari bahasa Latin, yaitu societas yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya memiliki perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan.

2. Definisi Konseptual
Emile Durkheim:Masyarakat adalah suatu kenyataan obyektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Max Weber:Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai dominan dalam warganya.
Karl Marx:Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomis.
Conrad Kottack:Masyarakat adalah hidup yang terorganisir di dalam kelompok.
Carol and Melvin Ember:Masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu, bicara dalam bahasa yang sama yang tidak secara umum dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya.

3. Definisi Operasional
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama dengan cukup lama, mandiri, memiliki kebudayaan yang sama dan turut serta memiliki kegiatan dalam lingkungan tersebut.







C. Definisi Sosiologi

1. Definisi Etimologis
Menurut Auguste Comte, istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius merupakan bahasa Latin yang berarti kawan atau teman. Sedangkan, logos merupakan bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara. Jadi, sosiologi memiliki arti berbicara mengenai masyarakat.

2. Definisi Konseptual
William Kornblum: Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan
perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
Paul B. Horton:Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaah pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

Selo Soemardjan dan Soelarman Soemadi:Sosiologi adalah ilmu kenasyarakatan yang mempelajari struktur social, proses social termasuk perubahan social.

Pitirim Sorokin:Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari:
a.    Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial,  misalnya gejala ekonomi, agama, keluarga, dan moral.
b.    Hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala sosial dan gejalanon-sosial, misalnya gejala geografis dan biologis.
c.     Ciri-ciri umum semua jenis gelaja sosial yang lainnya

3. Definisi Operasional
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama dengan cukup lama, mandiri, memiliki kebudayaan yang sama dan
turut serta memiliki kegiatan dalam lingkungan tersebut

BAB III
PEMBAHASAN

A. Unsur Kebudayaan

1. Sistem Agama
Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yang kemudian disusul dengan agama Budha dan Kristen protestan. Mungkin ini juga karena dipengaruhi oleh warga pendatang yang datang ke Jambi yang kebanyakan berasal dari keturunan Cina atau TiongHua. Dalam tabel dibawah ini, dapat kita lihat persentase agama yang dianut masyarakat Jambi.

2. Sistem Bahasa
Bahasa Jambi adalah salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang digunakan khususnya di wilayah Jambi bagian selatan, Provinsi Riau. Ada dua kontroversi mengenai bahasa Jambi dengan Melayu. Sebagian pakar bahasa menganggap ini sebagai dialek melayu karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan didalamnya. Sedangkan yang lain justruberanggapan, bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Melayu.
Orang Jambi senang menggunakan kata-kata arif serta pepatah-pepatah. Kata-kata kiasan umumnya berpedoman pada alam sekitarnya. Ketinggian martabat seseorang juga dapat ditandai dengan kemahirannya menggunakan kata-kata arif dan kiasan. Mereka tidak mengenal adanya perbedaan bahasa yang menunjukkan stratifikasi sosial dalam masyarakat.
Bila didengarkan dengan seksama, maka bahasa Jambi terdengar hampir serupa dengan bahasa Padang, yang selalu diakhiri dengan kata ”o”. Hal ini mungkin dikarenakan suku Jambi dan suku Padang terletak dalam satu pulau yang sama yaitu, Kepulauan Sumatra.

3. Sistem Kekerabatan Bilateral

4. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Jambi adalah bertani, berladang dan melaut . Di Jambi sendiri kebanyakan daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata
pencaharian mereka didominasi oleh para petani biasanya pula mereka yang bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal bertani, sama seperti kota-kota lainnya yang terletak di daratan rendah, adalah bertanam padi pada lahan kosong.
Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata pencaharian tambahan, begitu juga mencari dalam hal mencari hasil hutan. Usaha-usaha tambahan ini biasanya dilakukan sambil menunggu panen atau menunggu musim tanam berikutnya. Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHua, maka di zaman sekarang ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan Cina di Jambi yang mencari pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang berdagang mas, berdagang sembako dan adapula yang berdagang bahan-bahan material.

5. Sistem Pengetahuan
Jambi memiliki adat istiadat yang berdasarkan hukum islam sehingga secara garis besar segala pengetahuan dasar budaya Jambi bersumber pada ajaran Al-Quran. Sistem pengetahuan mereka juga dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional. Pengetahuan dasar ini mereka terapkan pada segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan pertanian dan pengobatan. Pengetahuan tentang pertanian mereka terapkan terhadap alam, terutama
yang berkaitan dengan musim.
Masyarakat Jambi terutama merka yang tinggal di pedalaman juga memakai obat-obat tradisional dalam proses penyembuhan orang sakit. Mereka menggunakan beberapa jenis tumbuhan alam dan minyak alami untuk dijadikan ramuan obat, misalnya ramuan obat untuk menyembuhkan penyakit demam yang berupa daun sitawar, sedingin, kumapai. Cekun, kunyit polai, dan jerangau. Di samping itu, juga digunakan berbagai jenis jeruk, akar kayu, bunga-bungaan, kepala muda, pinang, dll. Untuk bahan penangkal atau jimat kadang mereka menggunakan sisa-sisa besi dan benang warna. Benda-benda ini baru dapat dijadikan obat dan berkhasiat setelah dimantrai dukun. Hal ini dilakukan karena pengaruh dari kepercayaan
tradisional. Mereka percaya bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat atau setan yang merasuk dalam tubuh. Cara penyembuhannya adalah dengan mengusir roh tersebut yangbiasa dilakukan oleh dukun. Sambil mengobati orang yang sakit itu, ia melakukan doa ritual. Biasanya ia membakar kemenyan sambil mengucapkan jampi-jampi. Beberapa doa penyembuhan lainnya digunakan bahasa Arab dan kadang-kadang ayat Al-Quran.

Bahkan, peristiwa melahirkan pun dapat ditangani dengan pengetahuan tradisional yang mereka miliki. Perempuan yang siap untuk melahirkan anak diberi minuman tradisional untuk memudahkan proses melahirkan. Sebetulnya, perempuan yang akan melahirkan ditolong oleh 2 orang. Seorang yang mendorong anak dari kandungan dan seorang yang menerima anak pada saat keluar dari kandungan. Walaupun demikian, aturan medis
modern menolak melahirkan anak seperti yang digambarkan diatas, tetapikelihatannya orang Jambi yang tinggal di pedalaman sudah cukup lama menggunakan metode ini, tidak membahayakan kesehatan si perempuan atau si anak.

Jenis Tumbuhan Yang Bermanfaat Bagi Orang Rimba
 1. Tubo ubi (Umbi)
 2. Duku ( Buah)
 3. Durian (Buah)
 4. Manggis (Buah)
 5. Aren (Buah)
 6. Petai (Buah)
 7. Bayih (Batang)
 8. Manau (Batang)
 9. Rotan sabut (Batang)
10. Rotan tebu-tebu (Batang)
11. Rotan gelang (Batang)
12. Rotan balam (Batang)
13. Bedaro putuh (Akar)
14. Selasih (Akar)
15. Sirih hutan (daun)
16. Ketepeng (Daun)
17. K. Sakit pinggang (Kulit)
18. Pisang-pisang (Batang)
19. Keduduk (Buah)
20. Kayu pengasih (Batang)

2. Jenis (Species) Tumbuhan Obat-Obatan Yang Dimanfaatkan Orang Rimba sungai Keruh Dan Sungai Serdang.

 1. Bedaro Putih Euracum Equesitifilia - Jarang
 2. Kayu Bengkak Belum Terindentifikasi - Jarang
 3. Kayu Obat Kepala Belum Terindentifikasi - Jarang
(Sumber: Hasil Penelitian Kerinci Seblat Integrated Conservation and Development Project
Kerjasama Pusat Penelitian IAIN Sulthan Thaha Syaufuddin Jambi Tahun 1999)

6. Sistem Teknologi (Peralatan dan perlengkapan hidup)

a.    Busana Tradisional Melayu Jambi

Suku Melayu Jambi adalah sebutan bagi orang-orang Melayu yang mendiami daerah sepanjang sungai Batang Hari, propinsi Jambi.Dalam berbusana kaum wanita sehari-hari pada awalnya hanya dikenal dengan kain dan baju tanpa lengan. Sedangkan kaum prianya mengenakan celana setengah ruas yang melebar padabagian betisnya dan umumnya berwarna hitam, sehingga lebih leluasa geraknya dalam melakukan kegiatan seharihari. Pakaian untuk pria ini dilengkapi dengan kopiah sebagai penutup kepala.
Pada perkembangan berikutnya dikenal adanya pakaian adat. Pakaian adat ini lebih mewah daripada pakaian sehari-hari yang dihiasi dengan sulaman benang emas dan pemakaian perhiasan sebagai pelengkapnya.

b.    Pakaian Adat Pria
Laki-laki suku Melayu Jambi dalam berpakaian adat mengenakan lacak di kepalanya.Lacak ini terbuat dari: kain beludru warna merah yang diberi kertas tebal di dalammnya agar menjadikannya keras. Tutup kepala ini memiliki dua bagian yang menjulang tinggi, dengan julangan yang lebih tinggi pada bagian depannya.
Sebagai hiasan terdapat lukisan flora dari daun, tangkai clan bunga yang akan mekar. Bagian pinggir sebelah kanan diberi lukisan tali runci, yang diimbangi oleh penempatan bungo runci di sebelah kiri. Bungo runci ini berwarna putih dirangkai dengan benang, dapat berupa bunga asli atau tiruannya. Bajunya disebut baju kurung tanggung berlengan panjang. Disebut tanggung karena panjangnya hanya sedikit di bawah siku tidak sampai ke pergelangan tangan. Hal ini mengandung makna seseorang harus tangkas clan cekatan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Bahannya terbuat dari beludru warna merah diberi sulaman benang emas. Bagian tengahnya terdapat motif kembang bertabur atau kembang tagapo dan kembang melati, sedang bagianpinggirnya bermotifkan kembang berangkai atau pucuk rebung. Penutup bagian bawah disebut cangge (celana).
Bahannya masih dari beludru yang dilengkapi dengan tali sebagai ikat pinggang. Sudah menjadi kebiasaan di daerah Jambi mengenakan kain sarung songket yang dililitkan di pinggul. Tutup dadanya disebut teratai dada, karena bentuknya seperti bunga teratai dipasang melingkar leher sehingga menyerupai kerah. Kedua tangan dihiasi gelang kilat bahu terbuat dari logam celupan berlukiskan naga kuning.
Lukisan naga ini mengandung makna bila seseorang telah diberi kekuasaan janganlah kenakan pula selempang yang menyilang badan terbuat dari songket warna merah keungu-unguan sebagai pasangan kain sarung dengan motif bunga berangkai clan beranting. Bagian pinggangnya dihiasi dengan selendang tipis warna merah jambu yang pada ujung-ujungnya diberi umbai-umbai warna kuning.
Untuk memperkuat bagian pinggang ini digunakan pending berupa rantai dengan sabuk sebagai kepala terbuat dari logam. Kelengkapan lainnya adalah keris clan selop. Biasanya diselipkan di perut menyerong ke kanan melambangkan kebesaran sekaligus untuk berjaga-jaga. Sedangkan selop atau alas kaki yang berbentuk setengah sepatu berfungsi untuk melindungi kaki saat berjaalan.
c.    Pakaian Adat Wanita
Busana untuk perempuan terdiri dari kain sarung songket clan selendangsongket warna merah. Bajunya disebut baju kurung tanggung bersulam benang emas dengan motif hiasan bunga melati, kembang tagapo, dan pucuk rebung.
Tutup kepalanya disebut pesangkon yang terbuat dari kain beludru merah dengan bagian dalam diberi kertas karton agar keras.
Ada juga yang menyebut duri pandan karena pada bagian depan tutup kepala ini diberi hiasan dari logam berwarna kuning berbentuk duri pandan. Untuk lebih memperindah diberi sulaman emas dengan motif bunga melati pecah.
Kelengkapan busana perempuan lebih banyak dibandingkan dengan yang dikenakan oleh pria. Pada perempuan dikenakan anting-anting atau antan dengan motif kupu-kupu atau gelang banjar. Kalungnya terdiri dari tiga jenis, yaitu kalung tapak, kalung jayo atau kalung bertingkat dan kalung rantai sembilan. Pada jari-jarinya terpasang cincin pacat kenyang dancincin kijang atau capung.
Jumlah gelang yang dipakai pun lebih banyak meliputi gelang kilat bahumasing-masing lengan dua buah. Masih ditambah dengan gelang kano, gelang ceper dan gelang buku beban. Kesemuanya di pasang di lengan. Khusus untuk gelang buku beban bahannya berasal dari permata putih. Sementara untuk kaki dikenakan gelang nago betapo dan gelang ular melingkar. Disebut demikian karena bentuknya yang menyerupai naga dalam dongengsedang tidur clan ular yang melingkar membentuk bulatan.
Sedangkan unsur-unsur kelengkapan yang lain seperti teratai dada (tutup dada), pending dan sabuk (ikat pinggang), selendang, dan selop hampir sama dengan yang dikenakan pria. Bedanya bentuk motif yang lebih besar pada teratai dada dan pending.

d.     Pakaian Baselang
Acara pada adat suku jambi dibedakan menjadi dua, kecil dan besar. Pembedaan ini mempengaruhi pada variasi pakaian yang dikenakan, khususnya yang dikenakan para gadis. Jika acaranya kecil maka pakaian yang dikenakan berfungsi ganda sebagai pakaian upacara maupun bekerja.
Kelengkapannya dengan sarung warna merah yang dipakai sedikit di bawah lutut (tanggung) dan baju kurung berlengan tanggung yang letaknya di luar kain, -selendang warna merah dililitkan di kepala serta membawa perlengkapan lain seperti ani-ani clan kiding (tempat padi).
Pada acara besar pakaian dibedakan untuk upacara dan bekerja. Dalam rangkaian upacara tersebut terdapat hiburan sehingga pakaian yang dikenakan pun lebih bagus. Selendang songket yang dikenakan sebagai penutup kepala diberi sulaman benang emas dan umbai-umbai di ujungnya.

7. Sistem Kesenian
Provinsi Jambi sangat kaya akan kerajinan daerah, salah satu bentuk kerajinan daerahnya adalah anyaman yang berkembang dalam bentuk aneka ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam–macam, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang–katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya. Kerajinan lainnya adalah hasil tenun yang sangat terkenal,yaitu tenunan dan batik motif flora.
Salah satu kesenian yang cukup populer adalah seni Randai. Seni Randai merupakan perpaduan antara Kaba, lagu, tari, dan sandiwara. Selain Randai, seni yang cukup terkemuka adalah Rarak Godang, Kayat, Zikir, dan Kaba. Sedangkan alat musik yang digunakan adalah calempong, ogung gong, dan gendang. Seni sastra yang berkembang antara lain pantun, pepatah, dan Kayat.
Untuk memperkuat dan memelihara adat istiadat yang ada pada masyarakat Jambi, ada berbagai kegiatan kesenian dan sosial budaya kerap di lakukan, antara lain:

∆    Tradisi Berdah (dilaksanakan saat terjadi bencana dengan tujuanmenolak bencana)
∆    Kenduri Seko (bertujuan untuk membersihkan pusaka dalam bentuk  keris, tombak, AL-Kitab dalam bentuk Ranji“ranji Kuno)
∆    Mandi Safar (dilaksanakan pada hari Rabu di akhir bulan Safar bertujuan untuk menolak bala)
∆     Belimau Gedang (dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan  menyucikan dan mengharumkan diri)
∆     Kubur (dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan mendoakan arwah leluhur)

Ada berbagai macam jenis tari-tarian, antara lain:
 1. Tari Sumbe (Tarian persembahan untuk para dewa)
 2. Tari Rangguk (Tarian anak pesta rakyat)
 3. Tari Musik Mumkin (Tari untuk permainan musik orang buta)
 4. Tari Lesung Gilo (Tari untuk permainan lesung diiringi mantra-mantra)
 5. Tari Bakisa (Tarian menumbuk padi)
 6. Tari Asik (Tarian untuk mengusir bala penyakit)
 7. Tari JapinTari HadrahTari RanggukTari Aek Sakotak.

Contoh:
Peralatan Tari Rangguk ( tarian tradisional dari Jambi )
1. Rebana
Berbagai ukuran. Jumlahnya bergantung jumlah pemain (biasanya 5—10 orang). Dalam suatu pertunjukkan mereka duduk melingkar, menabuh rebana, berpantun dan mengangguk-anggukan kepala.
2. Rangguk
Pada mulanya rangguk hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Biasanya di sore hari dan bertempat di beranda rumah (setelah seharian bekerja di sawah atau kebun). Tujuannya adalah sebagai pelepas lelah dan sekaligus hiburan. Kaum perempuan tidak diperkenankan untuk melakukan tarian ini (tabu). Selaras dengan perkembangan zaman, fungsi rangguk juga mengalami perubahan. Jika pada mulanya hanya sekedar sebagai hiburan, maka kini menjadi sebuah tarian khusus untuk upacara penyambutan tamu. Para pemainnya pun juga tidak lagi duduk secara melingkar, tetapi berdiri (berbaris) sambil mengangguk-anggukkan kepala kepada setiap tamu yang datang, melantunkan berbagai macam pantun selamat datang, dan mengiring tamu sampai ke tempat yang telah ditentukan (depan pintu balai desa).
Kesenian dari jambi sendiri yangpaling dikenal oleh masyarakat luas adalah Batik Jambi yang paling terkenal di daerah Sumatra. Tapi juga sering di ekspor keluar negeri bahkan cukup terkenal pula di Indonesia.

B.Etos Kebudayaan

Etos kebudayaan adalah suatu kebudayaan yang seringkali memancarkan suatu watak yang khas tertentu yang tampak dari luar, seperti yang tampak oleh orang dari kebudayaan lain. Watak khas tersebut seruingkali terlihat dari gaya tingkah laku, kegemaran, dan berbagai benda budaya hasil karya masyarakat tersebut. Di Jambi sendiri etos kebudayaanya hampir serupa dengan suku-suku lain yang tinggal di Pulau Sumatra, bisa kita lihat dari etos kebudayaan suku Batak, yaitu cenderung keras, berbahasa kasar (kencang), dan berparas sangar. Tapi terkadang ada juga yang mirip dengan etos dari suku padang yaitu, raut wajahnya angkuh, dan tidak ramah, dan suka perhitungan (pelit).

C.Fokus Kebudayaan
Fokus kebudayaan adalah suatu unsur kebudayaan atau beberapa pranata tertentu yang merupakan unsur pokok dalam kebudayaan mereka sehingga unsur itu disukai oleh sebagian besar warga masyarakatnya dan dengan demikian mendominasi banyak aktivitas dalam kehidupan masyarakat tersebut. Fokus kebudayaan jambi adalah dapat dilihat dari segi sistemmata pencahariannya yaitu kebanyakan, bahkan hampir semua masyarakatnya hidup sebagai petani.





























BAB IV
PENUTUP

C.    Simpulan
Kebudayaan masyarakat Jambi sangat terlihat mulai dari bahasa yang kebiasaannya menggunakan kata-kata arif dan pepatah-pepatah. Sangat banyak manfaat yang bisa kita temukan dan dapatkan, kita bisa sedikit meniru dari kebudayaan yang baik di Jambi mengingat kebudayaannya cukup unik. Perihal tentang keseniannya seperti batik dan anyaman, dari segi tarian, dari segi tradisi dan masi banyak yang lain yang mungkin bai kita tiru sebagai bahan ajar dari pada anak-anak zaman kini ketimbang anak-anak zaman kini belajar geng.

D.    Saran
Masih sangat signifikan orang merendahkan budaya, padahal Indonesia kaya akan budaya salah satunya di Jambi, walaupun memang di Sunda juga masih sangat banyak kebudayaan, tetapi tidak salah juga kita mengenal kebudayaan daerah lain seperti Daerah Jambi, karena jika kita melihat negara maka Jambi termasuk ke dalam negara kita.















DAFTAR PUSTAKA

Horton,B.Paul & Hunt,Chester L. Sosiologi (terjemahan), Jakarta :Erlangga 1993
Nugroho,Taufik.2003. Islam dan Negara Pancasila. Jogjakarta : Padma
Saepuloh,Asep & Tarsono.2011. Modul PKN di PT Islam. Bandung : BaticPress
Wahyu,Cecep dkk.2011. Kaidah dan Pelatihan Bahasa Indonesia. Bandung : PB UIN SGD Bandung
Pidarta,Made.2007. Landasan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarat: Rineka Cipta.
Chodwich, bruce A., dkk. 1991. Terjemahan Dr. sulistia M.L., dkk. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan. IKIP Semarang Press.
Rahmat, Jalahudin. 1984. MetodePenelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S
Patmono, S.K. 1996. Teknik Jurnalistik Tuntunan Praktis untuk Menjadi Wartawan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Sumber Lain:
http://www.tamanmini.com/anjungan/jambi/daerah
http://www.tekkomdik-sumbar.org/sjh_pdd_sumbar_pendh.html






Anda Pengunjung ke :