YANG TADI SAYA TANYAKAN

Seorang guru yang sudah menjelaskan materi pelajaran sejarah dan mempersilahkan muridnya untuk bertanya.
Guru: “Baik,anak-anak apakah ada yang ingin bertanya?”
Suasana Hening… setelah 30 detik berlalu…
Murid: “Bu saya mau nanya…”
Guru: “Ehm… ya?”
Murid: “Apakah saya boleh bertanya?”
Guru: “Ya,boleh.”
Murid: “Oh,terima kasih Bu…”
Guru: “Lho… Jadi apa yang kamu pertanyakan?”
Murid: “Ya… yang tadi yang saya tanyakan…”

GIGI BOLONG

Dalam suatu seleksi masuk TNI, Pace yang merupakan laki-laki asal Papua gagal masuk TNI karena tidak lolos tes kesehatan karena giginya ompong.
Dia merasa tidak terima sehingga dia mengajukan keberatan kepada panitia seleksi TNI.
Pace: “Pak, kenapa saya gagal di tes kesehatan, karena gigi saya bolong? Sebenarnya kita berperang ini baku tembak atao baku gigit sih pak?”
Panitia Seleksi: !#$%^&*??!

CINA VS ARAB

Konon ada sepasang sahabat cina dan arab lagi kebingungan karena usaha mereka bangkrut. Setelah memutar keras otak mereka, mereka sepakat membuka pelayanan kesehatan. Maka si cina jadi sinshe, dan si arab menjadi tabib.
Setelah satu minggu praktek, si tabib tetap sepi pasien, namun si sinshe mulai kebanjiran pasien. Si tabib putar otak untuk melawan si sinshe.
Maka si tabib mengeluarkan jurus dengan memasang pengumuman di depan ruang prakteknya: “Jika Tidak Sembuh Uang Kembali Tiga Kali Lipat”
Taktik itu manjur, pasien lalu berdatangan ke si tabib. Giliran si sinshe sewot lalu mencari akal. “Haiyaaa, lumayan kalo owe purak-purak sakit dan tidak sembuh dapat uang lha…” (baca dengan logat cina ya). Lalu ia mendatangi si tabib.
Si Sinshe: “Haiyaaa, tolong owe. Owe punya sakit mati rasa. Owe tidak bisa lagi rasain rasa setiap makanan yang owe telan, haiyaa…”
Si Tabib: “Ana fikir itu gamfang ana sembuhkan.”
Lalu si tabib memanggil asistennya.
Si Tabib: “Hasaaannnn, cefat ente bawa kesini obat nomor 14.”
Secepat mungkin si asisten yang bernama Hasan membawa obat nomor 14 dan oleh si tabib diberikan kepada si sinshe. Dan si sinshe langsung menguyah sebelum menelan obat nomor 14 tersebut.
Si Sinshe: “Haiyaaa, ini bukan obat lhaaa, tapi ini tai ayam.”
Si Tabib: “Ente betul. Itu tai ayam. Berarti ente sudah sembuh dan tidak mati rasa lagi.”
Si sinshe pulang dengan kesal karena kalah akal. Lalu ia kembali memutar otak berpikir mencari akal untuk mengalahkan si tabib dan sekaligus dapat uang si tabib. Maka kali ini si sinse kembali pura-pura sakit lupa yang sangat kronis.
Si Sinshe: “Haiyaaaa tabib, owe sakit lupa parah sekali. Owe lupa semua peristiwa dan memori owe. Haiyaaa, tolong owe.”
Si Tabib: “Gamfang. Ana fasti tolong ente dan ente fasti sembuh. Obat ana mujarab sekali.”
Lalu seperti biasa si sinse memanggil si Hasan sang asisten.
Si Tabib: “Hasaaaaan, cefat ente bawa kemari obat nomor 14.”
Si Sinshe: “Haiyaaaa, owe tidak mau lagi makan tai ayaaaam. Haiyaaaaa… Owe tidak mau…”
Si Tabib: “Alhamdulillah, berarti ente sudah sembuh. Daya ingat ente ternyata sudah kembali.”
Tinggal si sinshe pulang sambil menggerutu.

SEBELUM DAN SESUDAH

Sebelum menikah…
Pria: “Akhirnya! Aku sudah menunggu saat ini untuk tiba.”
Wanita: “Apakah kau rela kalau aku pergi?”
Pria: “Tentu tidak! Jangan pernah kau berpikiran seperti itu.”
Wanita: “Apakah kamu mencintaiku?”
Pria: “Tentu! Selamanya akan tetap begitu.”
Wanita: “Apakah kau pernah selingkuh?”
Pria: “Tidak! Aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu.”
Wanita: “Maukah kau menciumku?”
Pria: “Ya”
Wanita: “Sayangku…”
Setelah 10 tahun menikah, silahkan dibaca dari bawah ke atas.

SAYA TERPAKSA

Dalam perjalanan ke luar kota, Budi terpaksa harus menginap di sebuah hotel kecil di sebuah kota.
Malam hari, karena tak tahan lagi akan rasa sepi dan dingin yang mencekam. Budi menelepon resepsionis di lantai bawah.
Budi: “Tolong kirim seorang PSK yang lumayan kemari…”
Istri pemilik hotel yang kebetulan bertugas di meja resepsionis sangat marah mendengar permintaan tamunya, dan dia menyuruh suaminya agar melempar Budi keluar dari hotel.
Tapi suaminya keberatan, katanya permintaan Budi toh adalah sesuatu yang alami dan tidak merugikan siapapun. Lagi pula, dia tak ingin kehilangan seorang pelanggan yang terbaik.
Istri: “Baik!!! Kalau kau tak mau, biar aku yang melemparnya!” kata si-istri sambil berlari ke atas.
Selama kurang lebih 20 menit, terdengar suara hingar bingar di atas. Tak lama setelah itu tampaklah Budi terengah-engah menjumpai si pemilik hotel seraya berkata…
Budi: “Boleh jadi perempuan tadi itu memang yang paling lumayan di kota ini. Tapi sayang dia agak bandel, sehingga saya terpaksa memperkosanya.
Suami: !#$%^&*()!

Anda Pengunjung ke :