RAYUAN SUAMI

Kata Suami: “Kamu itu ABCD lho”.
Istri: Apa Itu?
Suami: “Asik, Baik, Cute & D’Bestlah…”
Istri: “Makasih…”
Suami: “Juga EFGH”.
Istri: “Apa lagi tuh?”
Suami: “Elegant, Famous, Good Person, Hebat bangetlah pokoknya!”
Si Istri mukanya merah merona…
Suami: “Tapi juga IJKL”.
Istri: “Hihihi, apa lagi siiiy…”
Suami: “I’m Just Kidding Lho…!”
Gubraaaaakkkkk… Kursi melayang…

MASUKKAN ROK LAGI

Ridwan datang ke kantor dengan dua mata lebam. Sontak teman-temannya bertanya apa yang terjadi dengan dirinya.
“Ceritanya begini. Saya kemarin antri di belakang wanita tinggi besar. Saya lihat rok wanita itu terjepit di antara belahan pantatnya. Lalu saya tarik agar terlihat rapi. Eh, dia malah berbalik arah dan meninju mata kiri saya”.
“Lalu kenapa dengan mata kananmu?” tanya teman-temannya.
“Saya pikir dia tidak suka jika rok-nya dikeluarkan, karena itu saya masukkan lagi rok-nya…”

SUM'AT

Sepasang pengantin baru mengalami gangguan kesehatan. Setelah diperiksa dengan teliti, dokter menyimpulkan hal itu disebabkan frekuensi hubungan seks yang terlalu tinggi buat mereka.
“Sebaiknya untuk sementara kalian batasi dulu kegiatan seks kalian, tiga kali saja seminggu. Untuk memudahkan mengingat, saya sarankan untuk melakukan hubungan intim hanya pada hari yang berawalan dengan S, yaitu Senin, Selasa dan Sabtu,” saran dokter.
Akan tetapi pada malam ketiga puasa si suami horni berat. Ia mencumbu istrinya yang sedang tidur sampai terbangun.
“Hari apa ini Mas?” tanya si istri.
“Sum’at.”

IPUNG IKUT

Ada keluarga muda, baru punya satu anak berumur 5 tahun bernama Ipung. Mereka tinggal di perumahan tipe 21.
Karena rumah tipe 21 hanya ada 1 kamar tidur, praktis mereka: bapak, ibu, dan anak tidur dalam satu kamar dan satu tempat tidur.
Sebenarnya tidak ada masalah, hanya setiap kali bapak sama ibu mau “bobo-boboan”, mesti kucing-kucingan, nungguin Ipung tidur dulu.
Untuk memastikan apakah si Ipung udah tidur apa belum mereka mengetest dengan cara memanggil Ipung, kalau Ipung menyahut berarti belum tidur, kalau Ipung diam berarti udah tidur, berarti aman untuk beraksi.
Suatu malam seperti biasa mereka lagi mood untuk beraksi, terlihat si Ipung sudah terlelap.
Maka sang bapak mencoba ngetes memanggil.
BAPAK: “Ipung?!!!”
IPUNG: “Ya, pak?”
Wah, ternyata Ipung belum tidur. Mereka terpaksa menunggu. Setengah jam kemudian, gantian si Ibu mencoba ngetes lagi.
IBU: “Ipung?!!!”
IPUNG: “Yaa, buuu?”
BAPAK: “Gila, belum tidur juga! (gerutu si bapak dalam hati saking jengkelnya)
Terpaksa mereka menunggu lagi. Setengah jam ditest lagi, ternyata Ipung masih belum tidur juga.
Berkali-kali begitu terus. Akhirnya bapak-ibu kehabisan kesabaran, Ipung betul-betul dibangunin dan dimarahin habis-habisan. Ipung menangis dan bingung soalnya kan nggak tahu masalahnya apa.
Paginya di sekolah Ipung mengadu kepada ibu guru bahwa semalaman dimarahin habis-habisan oleh orang tuanya. Ibu guru bertanya kejadiannya, Ipung kemudian menjelaskan semuanya.
Ibu guru rupanya menangkap permasalahannya apa, maka kemudian dia menasehati Ipung, “Ipung, kalau sudah malam di atas jam 10.00 Ipung harus tidur, dan kalau bapak/ibu memanggil Ipung, tidak usah menyahut, pura-pura saja nggak mendengar…” begitu ibu guru menasehati Ipung.
Malamnya Ipung mengikuti nasehat ibu guru. Beberapa kali Ipung dipanggil nggak menyahut, padahal Ipung sebenarnya mendengar karena memang belum tidur. Tapi karena takut dimarahi lagi, maka Ipung diam saja.
Bapak-ibu sepakat bahwa Ipung sudah tidur. Mereka juga sepakat untuk memulai permainan, lalu mereka mematikan lampu.
Ipung sebenarnya ketakutan karena gelap, tapi dia juga takut dimarahi maka dia diam saja.
Permainan pun berjalan semakinn seru. Heboh… Menggairahkan.
Sampai Ipung juga keheranan karena tempat tidur terus bergoyang semakin keras dan cepat, tapi dia tetap diam saja. Sampai akhirnya mereka sudah mau mencapai puncak permainan.
BAPAK: “Aduuuh, buu… aku mau keluar!!!” (kata si bapak sambil gemetaran)
IBU: “Paaak, aaaku juga mau keluaaarrrrr!!!” (kata Si Ibu nggak mau kalah)
IPUNG: “Ipung ikuuuuuut!!!” (Ipung langsung teriak ketakutan)

LAMPU DAN SARUNG

Ipung lagi…
Cerita ini masih berkaitan dengan si Ipung yang takut ditinggal keluar. Pada suatu hari ketika Ipung sedang mendapat pelajaran Bahasa Indonesia, oleh gurunya seluruh murid diminta untuk membuat kalimat dengan menggunakan kata lampu dan kata sarung.
Ketika sampai giliran si Ipung, dengan tenang Ipung membaca pekerjaannya, “Bapak menjilat lampu dan Ibu menghisap sarung.”
Tentu saja sang ibu guru terheran-heran dengan kalimat yang ditulis oleh Ipung.
Usai pelajaran Ipung dipanggil oleh bu guru dan kemudian ditanya darimana dia bisa menulis seperti itu.
Dengan menggebu-gebu Ipung bercerita:
Semalam waktu Ipung sedang tidur, seperti biasa. Bapak/Ibu manggil Ipung, tapi Ipung diam saja soalnya takut dimarahi.
Abis itu Bapak nyuruh ibu: “Bu, lampunya dimatiin biar Bapak bisa jilatin.”
Terus Ibu nyahutin: “Ya dech.. kalau gitu Bapak sarungnya dibuka biar Ibu bisa hisap.”
Sang guru pun hanya bisa termangu diam…
http://www.malau.net/page/10/

Anda Pengunjung ke :